Rabu, 28 Juli 2010

Anugerah TERINDAH

Sebuah kisah yang membuat aku bersyukur betapa sebuah anugerah yang sangat indah telah aku dapatkan dengan kedua buah hatiku...yang selama ini telah menemaniku...sering kali aku tidak sabar dan lupa bahwa mereka adalah sebuah amanat yang sangat besar bagi aku dan suami aku...

Hikmah ini aku dapatkan setelah aku mendengar seorang sahabatku bercerita tentang kisahnya dengan sebuah " ANUGERAH " yang di titipkan Allah kepadanya....Dan Allhamdulillah hari ini baru aku bisa membagikan untuk sahabat - sahabatku semua semoga bermanfaat...

Kisah ini..aku tulis dari sudut pandang aku sebagai seorang sahabatku itu yaaa...

Ini Kisah nya...


Anak lelaki itu berumur lima atau enam tahun.
Ia mengenakan kemeja putih dan pullover kotak-kotak hijau dengan logo taman kanak-kanak di dada kiri.
Di bahunya tersandang tas punggung merah dan di dadanya
tersilang tali botol minuman. Ia kelihatan lucu dan manis.

Begitu naik ke dalam angkot, bocah itu menunjukkan hasil origaminya
pada wanita yang mungkin ibunya.
Seekor burung yang sedikit kusut dan penyok.
Ia juga menyanyikan lagu baru yang diajari gurunya hari itu.

Lihat ibu keretaku yang baru
cukup besar untuk ayah dan ibu
roda tiga buatanku sendiri
dari kulit buah jeruk bali..."


Aku tersenyum geli mendengar suaranya yang agak sumbang tapi penuh
semangat.
Bocah itu balas tersenyum padaku, kemudian kembali asyik
memberondong ibunya dengan berbagai cerita.
Mulutnya tak henti mengunyah donat yang barangkali dibelikan ibunya di depan sekolah.
Ibunya menyahut sesekali dengan anggukan atau gumaman setengah tak
peduli, sementara tangannya mengibaskan lukisan krayon anaknya untuk menghalau panas.

Aku tidak menyalahkannya. Cuaca siang itu memang panas dan kemacetan
jalan membuat udara pengap.
Melihat bungkusan yang terserak dikakinya, aku yakin ia telah menghabiskan paginya untuk berbelanja kebutuhan dapur.
Tak heran ia kelihatan sangat letih, mengantuk dan tak begitu bersemangat mendengar cerita anaknya di sekolah hari itu.

Atmosfer yang menyengat tidak mengalihkan perhatianku dari anak itu.

Kureguk tiap kata dan lagu yang dinyanyikannya seperti pengelana
kehausan yang menemukan wadi di tengah gurun.
Alangkah rindunya aku akan semua itu.
Aku tak ingin membandingkan anakku dengan bocah lucu di angkot itu, tapi mau tak mau anakku Fajar
singgah ke dalam benakku dan merusak kenikmatanku.

Aku tidak ingin mengulang kembali ketika

Setiap kali memeriksakan diri selama mengandung Fajar, bidan selalu
mengatakan kehamilanku normal dan bayiku sehat.
Karena itu aku dan suami sama sekali tak siap waktu dokter memberi tahu bahwa Fajar...tidak normal.
Ia lahir dengan Down syndrome.

Menyakitkan.
Masa depan anakku sudah ditentukan oleh dokter hanya beberapa menit setelah kelahirannya. Fajar tidak akan tumbuh seperti anak normal dan dia tidak akan bisa menjadi orang dewasa normal yang mampu mengurus dirinya sendiri.

Selain itu dokter juga menemukan kelainan pada jantungnya yang harus
diperbaiki dengan pembedahan.
Ada juga gangguan mata dan tonsil. Hal yang menurut dokter biasa menimpa anak Down syndrome.

Shock yang kualami setelah melahirkan Fajar cukup berat hingga aku harus dirawat agak lama di rumah sakit.
Aku sangat tertekan hingga bahkan tak bisa menyusui Fajar.
Dokter memperkenalkanku dengan wanita pakar penanganan anak Down syndrome.
Wanita itu memberikan buku-buku dan brosur kepada kami.

Tapi, semua yang kubaca malah semakin membuatku tertekan.
Sejak dokter menyatakan bahwa aku positif mengandung, aku selalu berdoa dan
bermimpi tentang seorang anak yang cerdas dan lincah.
Anak yang akan kubimbing mengenal Allah dan Rasul-Nya.
Yang akan kuajari mengaji dan shalat agar ia bisa mendoakan kedua orang tuanya.

Ia akan kubawa tafakur alam ke tempat-tempat yang indah agar pandai bersyukur dan memiliki sifat tawadlu.

Aku akan memperkenalkannya pada saudara-saudaranya yang yatim dan
papa agar hatinya lembut dan peka.
Yang akan mencintai buku-buku seperti aku dan ayahnya.
Anak yang akan jadi seorang pejuang di jalan Allah, demi kebangkitan dan kejayaan Islam seperti panglima gagah itu, Khalid bin Walid.

Kubayangkan jari mungil anakku menyusuri huruf-huruf dalam lembaran
mushaf Al Qur-an.
Jika lelaki, ia pasti lucu dalam baju koko dan peci mungilnya dan
Jika perempuan, ia pasti manis dalam jilbab kecilnya yang berbunga dan berenda.

Rasanya aku bahkan sudah bisa mendengar suaranya yang bening
melantunkan ayat-ayat suci itu.
Suara terindah yang pernah kudengar.

Lalu ke mana bisa kukubur kecewaku saat mendapati Fajar tak mungkin
mewujudkan semua impianku.
Aku hanya bisa berdoa siang malam memohon kekuatan. Aku mengintrospeksi diri, mengingat kembali apa yang telah kulakukan hingga Allah menghukumku dengan memberikan Fajar..anakku

Hingga suatu hari kalimat itu menohokku.
Anakku adalah amanat-Nya, bukan hukuman, bukan aib.
Hanya titipan, bukan milikku.
Apakah aku berhak menggugat jika titipan-Nya ternyata tidak seperti anak-anak
lain?
Aku hanya ditugaskan menjaga dan mengasuhnya dengan cinta,
karena ia dititipkan Allah yang rahman dan rahim-Nya tak pernah surut dari sisiku.
Bukan tugasku menilai apakah Fajar layak jadi anakku atau tidak.
Setelah itu aku kembali menemukan ketenangan.

Tapi tak urung kesedihan itu kerap. Sangat menyakitkan.
Tiap kubawa Fajar ke dokter dan melihat ibu lain dengan bayi seumur Fajar, aku
kembali terbenam dalam kepiluan.
Entah untuk Fajar atau untuk diriku sendiri.

Bulan demi bulan berlalu. Sementara bayi lain mulai tertawa dan
mengeluarkan suara-suara lucu, Fajar hanya diam.
Ia memandang kosong ke depan.

Tiap hari suamiku dan aku harus bergantian merangsang otaknya dengan
mainan warna-warna dan kerincingan yang ribut. Fajar baru menunjukkan reaksi saat usianya hampir delapan bulan.

Fajar baru belajar berjalan di usia dua tahun.
Bicaranya tak pernah selancar anak-anak lain dan kosa katanya sangat terbatas.
Ia tak bisa mandi dan berpakaian sendiri hingga usianya hampir sembilan tahun.

Ia harus disuapi tiap waktu makan sampai ia bisa makan sendiri beberapa bulan terakhir ini.

Yang paling menjengkelkan, sulit sekali membiasakannya buang air di
kamar mandi walaupun aku dan suamiku sudah mengajarinya selama
delapan tahun dari sepuluh tahun usianya.

Mengajari Fajar salat dan mengaji hampir tak mungkin.
Fajar hanya bisa mengikuti gerakan-gerakan salat tanpa bisa menghafal bacaannya.

Setelah beberapa lama, kami menyadari kesalahan kami dan mulai dari
awal sekali. Mengakrabkan
Fajar dengan Allah dan Islam.
Sesuatu yang lebih mudah dilakukan dan dipahami Fajar.

"Di belakang rumah ada pohon jambuu..." suara lantang bocah
berseragam TK diangkot itu mengembalikan perhatianku pada polahnya yang kocak.

Tapi kali itu aku tak bisa menikmatinya tanpa merasa iri.

Iri pada ibu yang tak menyadari besarnya nikmat Allah yang
dimilikinya.
Ada kegeraman dan rasa kasihan pada diri sendiri yang tiba-tiba bergolak dan menenggelamkanku.

Membuat dadaku sesak dan leherku tercekik. Aku tak tahu apakah harus
menyesal atau gembira saat anak itu akhirnya turun dari angkot.

Di bangku yang mereka tinggalkan kulihat burung-burungan kertas itu
gepeng.
Kupungut dan kuperbaiki.

Tiba-tiba mataku kabur oleh air mata. Fajar tak bisa melukis dengan krayon atau membuat origami.
Koordinasi tangannya lemah sekali.

Dalam kepalanku yang gemetar, burung-burungan itu kuremas menjadi
gumpalan kertas. Aku tak sanggup lagi menahan isak.

Dengan suara tercekat kusuruh sopir berhenti. Kusodorkan ongkos dan turun,
walaupun rumahku masih jauh.

Aku duduk di halte yang sepi.
Menarik nafas dalam-dalam dan mengeringkan air mata.

Saat aku menengadah mataku tertambat pada papan putih di seberang jalan.

Sebuah masjid. Ya Allah, inikah teguran-Mu.?
Aku menyeberang. Segera kuambil wudhu dan salat dua rakaat.

Air mataku menetes saat kubaca ayat kedua belas dari surat lukman...

Anisykurlillahi....

Usai mengucap salam aku tercenung.

Kekalutan yang sempat menguasai sudah berhasil kukendalikan.
Aku merasa kosong, tapi damai.

Lalu satu-satu fragmen kehidupan Fajar mulai kembali ke dalam benakku.

Bukan gambaran muram tentang kekurangannya, tapi keistimewaan-keistimewaan
kecil yang mengimbangi dan melengkapi hidupnya.

Fajar suka sekali musik. Ia sulit menangkap dan menghafal lirik, tapi kenikmatan yang terlukis di wajahnya saat mendengarkan musik adalah keindahan tersendiri.
Ia juga tak pernah nakal dan usil, selalu ramah dan murah senyum. Ia tak pernah marah dan ngambek, dan jika dimarahi, cepat kembali ceria.

Ia sangat mencintai adiknya Wulan, yang lahir empat tahun lalu.

Kami sempat khawatir Fajar akan cemburu dengan kehadiran adiknya.

Tapi ia malah antusias membantuku mengurus Wulan.
Sering kudapati Fajar duduk menatap adiknya yang tertidur dengan ekspresi terpesona
yang tak terlukiskan.

Wulan normal dan cerdas sekali tapi ia menerima abangnya tanpa syarat.
Kemesraan di antara keduanya selalu menerbitkan syukur di hatiku dan ayah mereka.

Mengurus Fajar memang menuntut kesabaran dan kegigihan ekstra
dibandingkan mengasuh anak biasa.
Tapi Fajar memang bukan anak biasa.

Ia telah mengajarkan kepada kami makna mencintai tanpa pamrih yang hakiki.
Di zaman saat orang memburu segala yang superlatif; tercantik, terpandai, tergesit,

anakku tidak akan bisa bersaing. Ia tidak mungkin menjadi teknolog,
ekonom atau da'i tersohor.

Tapi apakah itu akan mengurangi cinta kami padanya ?

Mengurangi kegembiraan melihat prestasi-prestasi kecilnya yang dianggap remeh dan sepele

orang lain seperti bisa berpakaian dan makan sendiri ?

Aku dan ayahnya tak akan memperoleh apa-apa darinya.
Kemungkinan besar Fajar akan terus tergantung pada kami.

Dan setelah kami tak sanggup lagi,
mungkin pada Wulan.

Tapi kami memang tak lagi mengharapkan apapun darinya.
Kami hanya mencintainya.

Kudorong gerbang rumah dan kuserukan salam.
Sahutan riang menyambutku.

Pintu terkuak. Wulan menghambur memelukku sementara abangnya tersenyum lebar sambil berjalan goyah di belakangnya.

"Ibu bawa apa, bawa apa?" tanya Wulan.
Ia memekik ketika kukeluarkan sekantung mangga ranum dari keranjang belanjaku.

Fajar tersenyum.
Matanya yang semula kosong berbinar.
Mangga adalah buah kesukaannya.

Aku masuk ke kamar untuk berganti baju setelah berpesan pada pembantu untuk mencuci dan mengupaskan mangga buat anak-anak.

Saat aku keluar, mereka tidak berada di meja makan.

Kupanggil mereka dan kudengar sahutan dari halaman belakang.
Di depan kandang burung parkit Wulan melonjak-lonjak dan tertawa
melihat abangnya dengan sabar menyodorkan potongan mangga lewat
jeruji bambu.

"Ayo kuning! Jangan diam saja! Tuh diambil si hijau deh!" teriak Wulan.

Satu demi satu burung-burung parkit dalam kandang terbang menyambar
potongan mangga dari tangan Fajar.

Aku bertasbih. Mataku pedih.

Sudah lama aku mengamati keistimewaan Fajar untuk mencintai dengan
keikhlasan yang bersih dari egoisme anak seusianya.
Cintanya sangat tulus pada burung-burung kesayangan suamiku, pada ikan hias dan ayam kate yang kami pelihara untuk mengajar anak-anak bertanggung jawab.

Bahkan pada bunga-bungaku di kebun.
Ia gembira mengurus semua itu, walaupun tak pernah mendapat imbalan apapun dari kami.

Kelembutannya terulur bahkan pada kucing-kucing liar yang sering diberinya makan atau anak-anak tetangga yang kerap mendapat bagian dari jatah kue dan buahnya tanpa menuntut balasan apapun.

Aku memang tak punya alasan untuk bersedih dan kecewa.

Fajar mungkin tak bisa membaca dan mengaji.

Tapi perasaannya halus dan penuh kasih sayang.

Dan aku sangat bersyukur atas kelebihannya.

Note : Fitri

Sahabatku...Terima Kasih Sahabatku...engkau telah Mengingatkan kami yang telah di Anugrahi anak - anak yang sehat dan tidak yang tidak seperti engkau dapatkan sebagai amanat...

Renunganku buat mu sahabatku Fitri..." Allah mencoba umat-Nya tiada pernah lebih..di atas kemampuan Ciptaan-Nya Karena Allah sayang kita Subahanallah..

ceritamu telah aku bagikan sesuai amanatmu..kawan...
Selengkapnya...

Jumat, 16 Juli 2010

Tulang Rusuk yang Hilang…

Cerita ini saya tulis untuk teman lama saya yang sedang duduk termenung disana menyesali diri.
Walau aku tak tahu dimana dan bagaimana dia sekarang keadaan nya karena sudah bertahun - tahun aku tidak bertemu dengan dia...

Inilah kisah yang mungkin bisa aku ceritakan ulang..untuk semua sahabat -sahabatku..dan aku berharap teman lamaku ini, kalau masih bisa membaca tulisan ini dia akan datang kembali dan bercerita lain dari apa yang dia rasakan dalam cerita ini....

Ini kisahnya...
cerita ini untuk kita semua yang sering kali membuat sedih hati orang yang kita sayang

Kehidupan cinta yang penuh dengan pertengkaran membuat teman saya ini merasa salah memilih calon pendamping hidupnya yaitu sang pacar yang sudah 4 tahun menemani hari-harinya.

Sebuah senja yang sempurna, senampan pisang goreng, dan lagu cinta yang lembut.
Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih ?
Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku!

Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian.
Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa.
Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat.

Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kian mendera.
Hidup mereka menjadi membosankan.
Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.

Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.

Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah.

Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”
Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”

Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat.
Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.

Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan.

Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata,
Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing. ”

Lima tahun berlalu…..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara.

Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula.
Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali,
Dara tak menunggunya.

Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu.
( Entah mengapa ini bisa terjadi...tapi singkat ceritanya seperti ini....)

Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.

Dara tersenyum manis, lalu berlalu.

“Good bye….”

Beberapa jam kemudian berlalu
Sebuah berita di TV mengatakan ....bahwa pesawat yang di tumpangi Dara mengalami sebuah kecelakaan, dan merenggut nyawanya hingga jasadnya tiada pernah di ketemukan....di tengah lautan

Dan di tengah malam yang sunyi, Setelah semua yang sudah terjadi...tentang hilangnya Dara untuk " kedua " kalinya...
Malam itu saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya.
Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.

Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”

Dan sebuah renungan kenapa...dada kita pernah mengalami sakit jika..kita merasakan cemburu dan takut kehilangan orang yang kita sayangi..." jawabnya yaitu...saat itu lah tulang rusuk kita meradang mencari pasangannya....dan tak mau kehilangan....




>
Selengkapnya...

Kamis, 15 Juli 2010

Kisah Cinta Yang Mencengangkan..!!!.cek it out..!!!

Berhubungan dengan pria yang usianya dua kali jauh lebih tua biasanya selalu membuat beberapa kalangan bergumam heran. “Kok mau yah, gadis cantik kayak dia menikah dengan om-om. Apa karena uangnya saja kali ya”, demikian pikiran beberapa orang.


Padahal sebenarnya jika mau dibandingkan, masih banyak lho pernikahan yang jauh lebih mencengangkan daripada menikahi pria tua. Tidak percaya? Simak saja 5 pernikahan aneh berikut ini.

Erika menikah dengan menara Eiffel

Entah apa yang ada dalam diri Erika. Wanita 37 tahun yang tinggal di San Fransisco ini sering jatuh hati pada benda-benda yang ia jumpai. Salah satunya adalah Lance, sebuah haluan yang membantunya menjadi pemanah kelas dunia. Belum lagi rasa cintanya terhadap Tembok Berlin. Selain kedua objek di atas, mantan prajurit ini juga mengaku memiliki hubungan khusus secara fisik dengan potongan pagar yang disimpan dalam kamar tidurnya. Namun, menara Eiffel adalah pilihan terakhirnya. Sebab dengan menara setinggi 324 meter inilah, Erika kemudian mengucapkan ikrar sehidup semati yang disaksikan oleh teman-temannya. Dari pernikahan tersebut, Erika kemudian mengubah namanya menjadi Erika La Tour Eiffel.

Eija menikahi tembok Berlin

Nama uniknya, Eija-Riitta Berliner-Mauer, diadopsi dari nama ’sang suami’ yaitu Tembok Berlin. Wanita berumur 54 tahun ini mengaku telah menikahi tembok tersebut sejak 1979 lalu. Didiagnosa mengidap Objectum Sexuality (kelainan karena menaruh hasrat seksual pada benda), Eija mengaku sudah jatuh cinta pada si tembok sejak pertama kali melihatnya di layar TV.

Waktu itu, Eija masih berumur 7 tahun dan sejak itu, ia mulai mengoleksi foto-foto pujaan hatinya. Dari hasil tabungannya, Eija selalu menyempatkan diri untuk menemui sang tembok, dan pada kunjungan keenamnya, Eija mengikrarkan janji sehidup semati dengan tembok yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur ini. Upacara pernikahannya disaksikan oleh pengunjung lainnya. Runtuhnya tembok ini pada 9 November 1989 lalu menyebabkan Eija, ’sang istri’ shock setengah mati. Ia pun tak pernah kembali ke sana dan hanya menyimpan foto kenangan ’suaminya’ saat masih berdiri tegak.

Amy Wolfe menikah sebuah wahana permainan



Penderita sindrom Asperger (salah satu gejala autis yang tergolong jenius) ini tinggal di New York, Amerika. Wanita berumur 32 tahun yang sebelumnya menjalin hubungan kasih dengan pesawat luar angkasa tiruan, Twin Towers. Selain itu, ia juga menaruh hati pada benda-benda lain seperti organ gereka dan sandaran tangga (hah?). Meski begitu, yang diakui Amy sebagai kekasih utamanya adalah salah satu wahana permainan yang ada berlokasi di taman bermain Knoebels, Pennsylvania.

Amy dan ‘kereta terbang ajaib’ yang bernama 1001 Nacht ini telah ‘berpacaran’ selama lebih kurang 10 tahun lamanya. Wanita berambut cepak ini bahkan mengaku tidur sambil memandang foto Nacht yang ia pasang di atap kamarnya. Tak hanya itu, ia pun membawa baut dan sekrup Nacht agar tetap merasa dekat dengan sang wahana. Amy yang bertekad mengganti nama belakangnya menjadi Weber ini mengaku tak cemburu meski ada banyak orang lain yang akan naik dan menikmati Nacht.

Magali Jaskiewicz menikahi kekasihnya yang sudah almarhum

Magali Jaskiewicz menikahi mantan kekasihnya, Jonathan George. Keduanya sama-sama insan manusia yang pernah saling mencintai. Lalu apa uniknya kisah ini? Uniknya adalah bahwa Magali masih hidup, sedangkan George sudah almarhum. Sebelum meninggal, pasangan ini merencanakan akan menikah di sebuah gedung di kota mereka pada November 2008 lalu. Namun, George terbunuh 2 hari sebelum upacara pernikahan akibat kecelakaan motor.

xxxxxxxBerpegang pada salah satu hukum perdata di Perancis yang mengizinkan pernikahan dengan orang yang sudah meninggal (dengan ragam syarat yang perlu dipenuhi tentunya), Magali memutuskan untuk tetap menikah. Wanita berusia 32 tahun ini berhasil membuktikan pada pihak hukum bahwa dia dan George telah hidup bersama sejak 2004 lalu dan keduanya memiliki rekening bank bersama. Pernikahan mereka pun dinyatakan sah.

Bimbala Das

Bimbala Das mengguncang dunia lewat hubungan asmaranya dengan seekor ular kobra. Pernikahan tak lazim ini terjadi pada tahun 2006 lalu di desa Atala, distrik Orissa’s Khurda, India. Disaksikan 2 ribu orang, prosesi nikah pun dijalani seperti pernikahan normal pada umumnya. Wanita 30 tahun ini mempercantik dirinya dengan kain sari dan ia duduk selama 1 jam untuk mendengarkan pembacaan mantra nikah dari seorang pendeta Hindu.

Ular kobra yang kini menjadi suaminya tersebut tinggal di sebuah gundukan sarang semut dekat rumahnya. Bimbala mengaku bahwa meski ’suaminya’ tak dapat berbicara bahasa manusia, namun mereka mampu berkomunikasi dengan cara tersendiri. “Kapanpun saya meletakkan susu di dekat sarang semut tersebut, sayangku (kobra) selalu keluar dan meminumnya”, ujar Bimbala. Ide Bimbala menikahi ular tersebut dianggap akan membawa keberuntungan bagi area sekitar.

Jadi, bagaimana? Apakah kisah pernikahan gadis muda dan seorang om-om masih bisa dikatakan mencengangkan? Anda sendiri yang menilainya.
Selengkapnya...

Kamis, 08 Juli 2010

Aku Akan Menggantikan Kamu..(sebuah cerita tentang poligami)

Pada suatu waktu tersebutlah sebuah keluarga yg sangat harmonis, sang suami seorang yg sholeh, tampan, berkedudukan tinggi, berharta banyak dan berakhlak mulia. Sang istri seorang perempuan yg berparas cantik dan ayu, menutupi tubuhnya dgn pakaian taqwa, menghijab hatinya dengan iman dan akhlak yg indah. Anak2 mereka pun tumbuh menjadi anak2 yg sholeh dan sholehah, sehat, cerdas dan pintar.

Namun ALLAH Subhana hu Wa Ta'ala sangat mengasihi mereka, sehingga mereka diberikan ujian atas keimanan dan keikhlasan mereka.

Setelah 10 tahun usia pernikahan mereka, sang suami menyampaikan niat yg menghujam jantung istrinya. "Ma, inginkah engkau mendapatkan surga..?" Istrinya tentu saja mengangguk. "bolehkah aku mengambil seorang istri lagi..?" Serasa petir di siang bolong menyambar. Sang Istri pun terisak-isak mendengarnya. Sungguh dia tidak habis pikir, mengapa suaminya tega melakukan hal itu, rasanya tidak ada kekurangan pada dirinya, rasanya Ia sudah berusaha semampunya untuk menjadi istri yg sholehah bagi suaminya. Ketika suaminya menyampaikan maksud itu, tidak banyak kata yg keluar dari bibirnya, hanya sebuah syarat, Ia mohon diberikan waktu satu minggu untuk berfikir pada suaminya.

Sang istri yg sholehah tadi tetap melayani suaminya sebaik mungkin, meskipun hatinya bagai tersayat sembilu, perih dan sakit. Namun tidak sedikitpun diperlihatkannya pada suami tercinta. Makin khusyuk sholat dan ibadahnya, tidak putus2 bibirnya melafazkan doa2 pada Rabbnya, agar diberikan kekuatan..

Hingga sampailah waktu satu minggu yg dipinta sang istri. Setelah mereka berdua selesai sholat subuh berjama'ah, sang suami pun kembali bertanya pada istrinya."Aku perhatikan, sholat dan ibadahmu makin khusyuk belakangan ini.. apa saja yg kau doakan istriku..?," sang suami memulai pembicaraan. "Aku hanya menambahkan satu doa.." jawab istrinya tenang. "Apa itu..? doa supaya aku tidak jadi beristri lagi..?" ucap sang suami tersenyum menggoda. "Bukan.." jawab istrinya singkat. "lalu apa..?". sang suami makin penasaran.

"Aku hanya meminta pada ALLAH Subhana hu wa Ta'ala agar suamiku yg sangat kukasihi ini mampu berlaku adil, karena aku tidak rela laki2 yg telah menafkahiku dan anak2ku dengan bulir keringatnya, yg telah tulus mencintaiku, yg selalu menghormatiku, mencukupkan kebahagiaanku lahir dan batin dan telah berusaha mencontoh akhlak Rasulullah Salaallahu Alaihi Wassalam jadi terbakar api neraka jahannam hanya karena tidak mampu berlaku adil pada istri2nya.. Aku meminta pada ALLAH Subhana hu wa Ta a'la, jikalau pun suamiku terkasih tidak mampu berlaku adil, maka biar aku saja yg menggantikannya untuk KAU siksa di neraka.. itulah sebait doa yg aku tambahkan dalam seminggu ini" ucap istrinya dengan nada lembut dan menatap penuh kasih pada suaminya.

Tidak sanggup air mata sang suami membanjiri pipinya, begitu ikhlas dan tulusnya cinta sang istri pada dirinya. Dipeluknya istrinya kuat-kuat seolah tidak ingin dilepaskan.."Bagaimana mungkin aku akan mendzalimi istri seikhlas dan setulus engkau..

Bagaimana mungkin permata seindah ini akan aku sia-siakan.. terima kasih telah engkau ingatkan aku, bidadariku, aku berjanji padamu, untuk menjaga cinta mu hanya satu dihatiku, sebagaimana Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wassalam hanya memiliki Khadijah R.a. sampai maut memisahkan mereka..

Semoga kisah ini ada manfaatnya.. InsyaAllah.

sumber : Rina syarif .
Selengkapnya...

Sabtu, 03 Juli 2010

Antara Burung, Cacing, dan Manusia…

Disini aku menulis bukan untuk membandingkan kita dengan dua mahkluk yang aku buat sebagai judul di atas " Burung dan Cacing ",
karena kita " Manusia "
yakin kita adalah mahhluk termulia ciptaan Allah...Tapi disini aku ingin belajar menelaah dan merenung,...
bukankah Allah menciptakan kita sebagai manusia untuk menjadi manusia yang arif dan bijaksana untuk menilai segala sesuatu yang ada di sekelilingnya untuk di pelajari dan di ambil hikmahnya... supaya menjadikan kita lebih mengerti dan lebih tawakal menyikapi alur hidup ini...

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing.

Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan.
Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan.
Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi
kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus “puasa”.

Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus “berpuasa”.
Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya “kantor” yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri.

Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai.bahkan....
Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya.
Kita lihat burung tetap optimis akan rizki yang dijanjikan Allah.

Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup,
suatu waktu berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah.
Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan.
Suatu waktu kekenyangan dan dilain waktu kelaparan.

Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing.
Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup.
Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga.
Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya,
ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati.
Tapi kita lihat, dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari rizki.
Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.

Sekarang kita lihat manusia.
Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih.

Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing.... ?

Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi...?

Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa.

Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar dari burung dan cacing.

Untuk masalah satu ini " Dalam Hal Tawakal Menjalani Hidup..."
Selengkapnya...

4 Lilin…

Di dalam Ruangan yang gelap dan penuh dengan ke misterian. Ada 4 lilin yang menyala, dan hanya 4 lilin ini saja sebagai penerang di dalam ruangan itu...

Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah
percakapan mereka

Yang pertama berkata: “Aku adalah keindahan.”
“Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku
mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata: “Aku adalah Kasih Sayang.”
“Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku,untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:”Aku adalah Cinta”
“Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.”
“Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.”
“Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya. “
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata:
“Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”

Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut,
Janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat
selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

" Akulah H A R A P A N

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin
Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N.
yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita
semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak
tersebut, yang dalam situasi apapun mampu
menghidupkan kembali Keindahan, Kasih Sayang
dan Cinta dengan HARAPAN-Nya…

Renunganku :

Harapanlah yang membuat orang untuk lebih baik lagi, dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Jadi jangan padamkan semangat dan harapanmu untuk hidup yang lebih baik…
Selengkapnya...

Ada 7 Penyakit wanita…

Ada 8 wanita, dari 10 wanita hasil survey terjangkit...Mungkin penyakit wanita ini kita semua pernah menjangkiti kita juga, entah sudah sembuh apa belum, ini akibat yang di akibatkan bisa tidak baik buat orang di sekitar kita lho.., tapi jangan di anggap serius ya...Ini hanya temuan dokter dan ilmuwan yang ada di sekitar anda yang bisa mendiagnosanya.., yuk langsung kita baca..karena di sini aku tulis beserta resep - resep pencegahanya...

Berdasarkan sebuah survey, beberapa penyakit yang sering dan biasanya
dialami oleh wanita….

1. Nangisuitis
Akibat terlalu sensitif. Gejalanya bibir cemberut, mata kedip-kedip. Efek
sampingnya mata bengkak, saputangan banjir, hidung meler,bawaannya ngurung
diri atau terkena penyakit Curhatitis A. Penyakit ini bisa diobati dengan
obat Tegaridol, OBH (Obat Berhati Hamba).

2. Curhatitis
Bawaannya pengen nyerocos, Efek samping rahasia orang bisa bocor,terkena
Nangisuitis, Penyakit ini bisa diarahkan positif jika ia bercuhatitisnya ke
orang yang tepat, apalagi sama Tuhan.

3. Shooping Syndrome
Gejalanya pengen jalan mulu, mata melotot, Efek sampingnya lidah ngiler,
mulut nganga, dompet jadi tipis. Jika sudah masuk stadium 4 (parah
banget)dompet cowoknya ikut tipis. Coba minum hematcold atau tablet
PD(Pengendalian Diri).

4. Cerewetisme
Lebih parah dari Curha titis B, tidak mengandung titik koma. Efek samping
muncrat, telinga tetangga budek, dada cowoknya bisa jadi lebih halus karena
sering mengelus. Lebih cepat makan pil dengar dan minum tablet bicara lebih
diperlambat.

5. Lamanian Dandanitositis
Pengennya diem depan cermin. Tangan kiri gatel-gatel pengen pegang sisir,
tangan kanan kram-kram pengen teplok-teplok pipi pake bedak. Efek samping:
menor, telat, cowoknya berkarat, gak kebagian makanan. Minum segera Sari
Bawak (Bagi Waktu) dan Taperi (tambah percaya diri). Buat cowok minum
Toleransikipil 230 sendok sehari sesudah dan sebelum mandi.

6. Cemburunotomy
Gejala muka lonjong, tangan mengepal, alis menukik. Coba cegah dengan obat
sirup prasangka baik tiga sendok sehari, Pil pengertian dan tablet selidiki
dahulu.

7. Ngambekilation
Gejala hampir sama dengan Cemburubotomy. Minum Sabaron dan Bersyukurinis

hehehehe...jangan senyum - senyum sendiri lho..kalau sudah membaca ini..
Langkah Awal..Pergi ke depan Cermin..
Lalu, kita tanya diri kita di dalam cermin itu.." benar kah saya terjangkit...? "
Selengkapnya...

Cinta sederhana…

Kesekian kalinya aku menulis tentang kata cinta, hehehehe...pasti udah bosan ya,...tapi aku tidak pernah bosan tuu...karena atas itulah aku menulis untuk sahabat - sahabatku semua di blog ini...

Jangan di hitung ya berapa jumlah kata CINTA yang tersemat di dalam artikel ini, sebab buanyaakk banget..tapi yuks kita baca satu persatu..
aku awali dari sebuah puisi yang pernah aku baca dari sebuah artikel. tapi sayang aku lupa karangan siapa, sebab aku ambil dari sobekan pembungkus nasi....

Cinta sederhana…
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat
diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat
disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
..............................................................

Puisi di atas pendek dan memang nampak sederhana, namun ternyata
kandungan maknanya tak sesederhana pengucapannya.

Puisi ini mempunyai makna yang luar biasa dan mendalam, menyentuh dan
menggetarkan hati insan-insan yang mampu membaca dan meresapinya.

Pemilihan ungkapan dirasakan sangat pas, secara tepat, cerdas dan indah.
Keindahan puisi ini terasa menyentuh jiwa dan sentimentil.
Juga begitu halus dan mengena.

Mungkin yang hendak diungkapkan adalah bahwa betapa cinta yang mendalam
dan sejati kadang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Cinta itu bisa saja hanya mampu dirasakan, tak bisa di-bahasa-kan atau
bahkan terkadang sulit dilukiskan secara mendetail melalui kata.

Cinta bisa tersembunyi dalam bahasa tubuh manusia, tersembunyi dalam
perilaku inter-relasinya dengan manusia lain.

Cinta sederhana mengajarkan kita untuk mencintai dengan cara sederhana.
Mencintai sebaiknya dalam kadar sewajarnya saja, tidak perlu berlebihan karena
mungkin saja rasa cinta yang kita punyai itu akan berubah menjadi rasa benci.

Begitu juga sebaliknya, jika membenci, hendaklah tidak terlalu dalam, karena
dari rasa benci itu sangat mungkin dapat berubah menjadi perasaan cinta.

Cinta hendaknya tidak diperlakukan/diberikan dengan berlebihan.
Mencintai secara berlebihan akan menimbulkan hal-hal yang berlebihan pula.
Misalnya kesedihan yang sangat, patah hati, frustasi, stress, bahkan bisa dalam
kondisi ingin bunuh diri.
(Sungguh cinta telah mengambil segala-galanya dari kita).
Cinta memang luar biasa, karena mampu mengubah semua tatanan yang telah ada,
jika dia inginkan.

Namun perlu diakui,bahwa perasaan cinta, baik mencintai atau dicintai,
mampu menimbulkan energi yang sangat luar biasa bagi seseorang yang
merasakan cinta di hatinya, sehingga menimbulkan kekuatan tertentu yang
memungkinkan berbuat segala sesuatu di luar kebiasaannya demi sebuah cinta.

Namun hendaknya cinta juga disertai oleh akal sehat dan hati yang jernih
sehingga bisa menimbulkan keseimbangan dan pengambilan keputusan yang tepat.

Sebetulnya apakah intisari Cinta sederhana itu ?

* Cinta apa adanya.
Cinta yang mampu menerima kelebihan sekaligus juga kekurangan dari pihak
lain,dan kemudian dimantapkan dalam tekad dalam hati.

* Cinta yang ikhlas yang muncul dari lubuk hati terdalam.
Cinta yang disadari dan dipahami bahwa cinta itu datang karena kuasa Tuhan.
Tak ada rekayasa, dan tak bisa dibuat-buat oleh siapa pun.

* Cinta yang tidak neko-neko, tidak berlebihan.
Bahwa dalam menjalani kehidupan bercinta, hendaknya tetap berada koridor-
koridor yang tidak bertentangan dengan norma masyarakat dan agama.

* Cinta yang dimulai dari titik awal hingga titik akhir.
Hanya kematian yang mampu memisahkan keindahan sebuah cinta. Bahkan bukan tak
mungkin
suatu cinta sejati akan berkelanjutan sesudah kematian, yang terjadi Tuhan
telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan cinta itu di akherat nanti.

Nah sudah selesai...ternyata Cinta, apalagi yang sederhana itu tidak sesederhana tulisannya ya...tapi inget lho..cinta ini bukan hanya untuk satu orang saja..tapi cinta diri kita untuk semua orang dan seluruh ciptaan-Nya dan terutama kepada-Nya ya....

Ngomong - ngomong sudah di hitung belum ada berapa jumlah kata CINTA di atas yang aku tulis,,..hehe ( kurang kerjaan..kali...), ya udah sekarang giliran kita merenunginnya ya...salam sejahtera buat semua


Sumber : Kutipan dari beberapa artikel dan buku
Selengkapnya...

Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang
bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,
tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat
mencintai pohon apel itu.
Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak
kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan
tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel.
Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.
“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.
”Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau
boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya.Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”
Anak lelaki itu sangat senang.
Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.
Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi.
Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya
datang.
“Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel.
“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu.
“Aku harus bekerja untuk keluargaku.

Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?

” Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah.

Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon
apel itu dan pergi dengan gembira.
Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.
Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa
sangat bersuka cita menyambutnya.
”Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel.
”Aku sedih,” kata anak lelaki itu.
”Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar.
Maukah kau memberi aku sebuah
kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau.
"Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal
yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui
pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
“Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi
untukmu.”
“Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.

”Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.
”Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu.
Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon
apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki.

“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat.
Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.”

“Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat.
Mari,marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Renunganku :

Pohon apel itu adalah orang tua kita.

Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita
memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.

Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita
memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting : cintailah orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan
berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada
kita.
Selengkapnya...

Kamis, 01 Juli 2010

Puisi Suami Yang Mau Poligami

Istriku,
Jika engkau bumi, akulah matahari
Aku menyinari kamu
Kamu mengharapkan aku
Ingatlah bahtera yang kita kayuh, begitu penuh riak gelombang
Aku tetap menyinari bumi, hingga kadang bumi pun silau
Lantas aku ingat satu hal
Bahwa Tuhan mencipta bukan hanya bumi, ada planet lain yg juga mengharap aku sinari
Jadi..
Relakanlah aku menyinari planet lain, menebar sinarku
Menyampaikan faedah adanya aku, karna sudah kodrati
dan Tuhan pun tak marah...

Balasan Puisi sang istri ...

"Suamiku,
Bila kau memang mentari,
sang surya penebar cahaya
Aku rela kau berikan sinarmu
kepada segala planet yang pernah TUHAN
ciptakan karna mereka juga
seperti aku butuh penyinaran
dan akupun juga Tak akan merasa kurang
dengan pencahayaanmu...

AKAN TETAPIIIIIIII. .

Bila kau hanya sejengkal lilin yg berkekuatan 5 watt,
jangan bermimpi menyinari planet lain!!!
Karena kamar kita yang kecil pun belum sanggup kau terangi
Bercerminlah pada kaca di sudut kamar kita,
di tengah remang-remang
Pencahayaanmu yg telah aku mengerti
untuk tetap menguak mata
Coba liat siapa dirimu...
MENTARI atau lilin ??? PLIS DEH...!!!
Selengkapnya...